Memasuki era globalisasi, masalah pun semakin tinggi tingkat kompleksitasnya. Beragam masalah itu merupakan tantangan untuk bisa dipecahkan sehingga memberikan dampak yang baik bagi umat ini. Tak terkecuali umat Islam, dalam era globalisasi ini harus sedemikian rupa menyiapkan diri guna mengantisipasi berbagai dampak negatif dari laju arus globalisasi tersebut. Yang menjadi sorotan paling tajam pada umat Islam dalam menyongsong era globalisasi ini, di antaranya masih terbatasnya sumber daya manusia. Keterbatasan ini tak hanya pada aspek penguasaan teknologi dan hal-hal yang bersifat dhohir semata, namun juga meliputi hal-hal yang bersifat spiritual (moral). Sebab tanpa disadari kekuatan spiritual (moral) yang mengacu pada nilai-nilai dinniyah, maka penguasaan teknologi dan hal-hal yang bersifat dhahir hanya akan menjadi bumerang bagi peradaban manusia itu sendiri.

Dari berbagai keterbatasan yang meliputi umat itulah Yayasan Al Madinah Surakarta didirikan. Kehadiran Yayasan Al Madinah Surakarta lebih difokuskan kepada pemberdayaan kaum muslim baik dalam aspek spiritual maupun material. Dalam aspek spiritual, Yayasan Al Madinah Surakarta berupaya melakukan pencerahan terhadap keyakinan, pemikiran dan amaliah kaum muslimin dengan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunah sesuai pemahaman Salafu Shalih, yakni sesuai dengan yang telah digariskan Rasulullah dan sahabatnya. Adapun dalam aspek material, Yayasan Al Madinah Surakarta berusaha melakukan langkah-langkah praktis dengan mencermati berbagai potensi umat yang sekiranya bisa ditumbuhkembangkan bagi kesejahteraan kaum muslimin. Bidang garap Yayasan Al Madinah Surakarta adalah bidang Pendidikan , dakwah dan sosial.

Tentu saja hal tersebut tidak mungkin bisa terwujud secara optimal tanpa adanya kerjasama dengan kaum muslimin dan berbagai instansi terkait lainnya.